Budidaya ikan gabus dalam kolam tanah cukup umum dilakukan. Kolam tanah sendiri banyak dipilih karena dianggap lebih hemat biaya dan lebih mudah dibuat. Namun, apakah jenis kolam tanah cocok untuk membudidayakan jenis ikan gabus? Yuk cari tahu kelebihan dan kekurangan kolam tanah untuk ikan gabus.
Kelebihan Kolam Tanah
Dengan mengetahui beberapa kelebihan dan kekurangan penggunaan kolam tanah untuk membudidayakan ikan gabus, sekiranya Anda bisa mengantisipasi kekurangan dan mengoptimalkan kelebihan yang ada. Pertama berikut ini kelebihan budidaya ikan gabus di kolam tanah:
1. Hemat Biaya
Kelebihan pertama jelas lebih hemat biaya. Seperti yang diketahui pembuatan kolam tanah tidak membutuhkan peralatan ataupun material yang mahal. Anda cukup melakukan penggalian di lokasi lahan yang sudah ditetapkan. Untuk ukuran kolam bisa sesuai perencanaan seperti jumlah populasi ikan yang akan dibudidayakan atau ketersediaan lahan.
2. Kadar pH dan Suhu Air Mudah Diatur
Kelebihan lainnya dari penggunaan kolam tanah adalah kondisi pH dan suhu air kolam lebih mudah diatur. Di mana pengaturan dilakukan secara otomatis oleh alam. Hal ini tentu lebih menguntungkan bagi budidaya ikan gabus.
Anda pun mendapat kemudahan tidak perlu melakukan pemantauan intens, melainkan cukup pada kondisi-kondisi tertentu saja misal saat dirasa ada potensi perubahan yang memberi pengaruh signifikan pada kondisi kolam.
3. Ketersediaan Pakan Lebih Terjamin
Budidaya ikan gabus di kolam tanah memberi jaminan pakan alami lebih mudah berkembang biak. Pakan alami yang dimaksud bisa berupa plankton, hewan renik, atau lainnya. Ketersediaan pakan alami ini turut menunjang daya hidup ikan gabus yang tengah dibudidayakan.
Kekurangan Kolam Tanah
Meski memberikan beberapa kelebihan yang cukup menarik, sayangnya penggunaan kolam tanah untuk budidaya ikan gabus masih memiliki kekurangan sebagai berikut:
1. Proses Pengeringan Kolam Relatif Lama
Saat masa panen, maka biasanya Anda harus menguras kolam. Proses pengeringan bisa jadi lebih lama karena kolam tanah cenderung lembab dan susah kering. Tak jarang proses pengeringan bisa berlangsung 3-7 hari lamanya. Selain itu, budidaya ikan gabus di kolam tanah yang lebih rendah dibanding sumber air juga membuat proses pengeringan lebih lama karena sirkulasi air tetap lancar.
2. Rawan Longsor
Kolam tanah memang relatif murah dibangun. Sayangnya kolam tanah lebih rawan terhadap risiko longsor. Dasar kolam ataupun dinding kolam yang terbuat dari tanah pun bisa terkikis secara ekstrim. Risiko ini lebih besar terlebih jika Anda kurang jeli memilih jenis tanah yang digunakan.
Karenanya penggalian lokasi kolam budidaya ikan gabus sebenarnya juga harus mempertimbangkan jenis tanah. Tanah yang dipilih harus sehat, bebas dari polutan, dan berada di lokasi yang aman dari ancaman banjir ataupun longsor.
3. Pemantauan Lebih Sulit di Kondisi Tertentu
Secara umum pemantauan memang mudah dilakukan. Hanya saja pada kondisi tertentu kegiatan bisa jadi lebih merepotkan, terutama saat cuaca ekstrim sedang berlangsung. Perawatan pun menjadi lebih ekstra karena kolam tanah biasanya akan terkikis sehingga membutuhkan penambalan lubang. Selain itu, tidak jarang terjadi pengangkatan endapan tanah pada dasar kolam sehingga kedalaman kolam menjadi berkurang.
4. Lebih Berisiko Diserang Predator Alami
Kekurangan lainnya yang harus diwaspadai pada budidaya ikan gabus di kolam tanah adalah kolam tanah lebih berisiko diserang predator alami. Beberapa predator yang dimaksud bisa berupa ular, lisang, katak, ataupun burung. Hal ini karena kondisi kolam tanah cenderung nyaman bagi predator untuk sering datang berkunjung.
Sejauh ini ikan gabus termasuk yang mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan. Ikan gabus senang dengan kondisi kolam berlumpur dan ditumbuhi banyak tanaman air liar. Karenanya kolam tanah memang dinilai paling cocok untuk budidaya ikan gabus.